Tuesday, October 2, 2012

Pulsar 220 vs New Scorpio Z

Bajaj Pulsar 220
Yamaha New Scorpio Z
Di atas kertas power Pulsar 220 = 20,8 HP/21,4 PS @8500 RPM dan Torsi 19,2 Nm @7000 RPM, sedangkan New Scorpio Z powernya 18 HP/18,2 PS @8000 RPM dan Torsi 17,5 Nm @6500 RPM. Memang kelihatannya karakter mesin P220 didesain untuk putaran mesin 500 RPM lebih tinggi ketimbang NSZ. Mungkin perbedaan itu salah satu faktornya disebabkan oleh desain derajat buka tutup serta durasi (timing) klep (kontur noken as) kedua motor itu (belum bisa mendapatkan data perbandingan yang pasti).

Akan tetapi jika dilihat dari desain bore x stroke Pulsar 220 yaitu 67 x 62,4 mm, besaran klep in yang ditempatkan dalam bore 67 mm ini diameternya adalah 31 mm dan klep out-nya 26 mm. Sedangkan pada New Scorpio Z desain bore x stroke-nya 70 x 58 mm dan besaran klep in yang ditempatkan dalam bore 70 mm ini diameternya 34 mm dan klep out-nya 28,5 mm. Dengan perbedaan kubikasi 220 cc vs 223 cc (3 cc lebih besar) serta diameter klep in 31 mm vs 34 mm (3 mm lebih besar), maka seharusnya power maksimum yang bisa dikeluarkan oleh NSZ ini lebih besar ketimbang P220, hal ini disebabkan karena klep 34 mm cfm-nya (cubic feet per minute) lebih besar ketimbang klep 31 mm. Di lain pihak venturi karbu P220 cfm-nya lebih besar dari NSZ dengan perbandingan P220 = 32 mm dan NSZ = 30 mm.

P220: 220 cc, bore 67 mm, klep in 31 mm, venturi karbu 32 mm.
NSZ: 223 cc, bore 70 mm, klep in 34 mm, venturi karbu 30 mm.

Dari faktor ini kita bisa menyimpulkan bahwa Volumetric Efficiency (VE = efisiensi mesin memasukkan campuran bahan bakar dan udara ke dalam silinder) Pulsar 220 dengan ukuran karbu di atas maksimal-nya didapat di RPM yang lebih tinggi sedangkan New Scorpio Z, VE maksimalnya didapat di RPM lebih rendah. Puncak tenaga P220 didapat di rpm lebih tinggi sedangkan puncak tenaga NSZ diperoleh di RPM yang lebih rendah.

Dari faktor ini juga bisa disimpulkan bahwa NSZ tidak didesain untuk power maksimum tapi untuk pemerataan torsi yang ditunjukkan oleh ukuran venturi karbunya. Dari sisi power maksimum seharusnya diameter venturi karbu NSZ itu minimal 34 mm. Akan tetap dari sisi akselerasi serta pemerataan torsi di setiap RPM, venturi karbu 30 mm sangat cocok diterapkan pada pio sebagai road bike (menaklukan tanjakan, tikungan dan kemacetan). Hasilnya, kecepatan rata-rata akan lebih tinggi karena torsinya merata.

Jika anda ingin New Scorpio Z anda lebih bertenaga di putaran atas tapi sedikit mengorbankan respons putaran bawah, maka hal yang bisa dilakukan ialah mereamer diameter venturi 30 mm-nya menjadi 34 mm. Mereamer karbu lebih gampang ketimbang memperbesar diameter klep in dan out atau memperbesar bore. Bore yang lebih besar otomatis bisa dipasangi klep maksimum terbesar ketimbang bore yang lebih kecil.

Dari sisi ketahanan, terlepas dari material yang digunakan serta suhu pengoperasian, otomatis piston speed dengan stroke 58 mm memiliki gesekan ring ke dinding silinder lebih sedikit ketimbang stroke 62,4 mm di setiap RPM. Namun terlepas dari material klep yang digunakan, klep yang lebih besar otomatis sedikit lebih berat dan membutuhkan pegas yang lebih kuat agar tidak mengambang pada putaran tinggi.

Harapan saya ke depan bisa mendapatkan data pengetesan dyno Pulsar 220 vs New Scorpio Z pada alat yang sama untuk melihat perbandingan kurva torsi kedua motor ini. Saat ini saya hanya memperoleh data hasil tes dyno NSZ yang dilakukan oleh motorplus: http://motorplus.otomotifnet.com/read/2010/11/08/313720/105/13/Komparasi-Knalpot-New-Scorpio-Z-Ubahan-Signifikan

Kurva Torsi & HP New Scorpio Z Standar - motorplus.otomotifnet.com
Data yang didapat dari motorplus: Tenaga maksimum New Scorpio Z standar 20 HP @8.500 RPM serta torsi teratas 20,28 Nm @6.200 rpm. Coba bandingkan dengan data pabrikan yang powernya berkisar 18 HP @8000 RPM dan torsi 17,5 Nm @6500 RPM. Apalagi setelah dijejali dengan knalpot R9 powernya menjadi 22,27 HP di RPM 8.497 tanpa mengubah setingan karbu. Walaupun secara pribadi saya lebih menyukai karakter NSZ standar, coba bayangkan maksimum powernya jika karbunya direamer menjadi 34 mm.

Semoga data yang benar-benar akurat akan membuka mata kita sebagai konsumen untuk bisa membandingkan serta memilih produk yang ditawarkan berdasarkan pertimbangan kita masing-masing.

Faktor harga jelas menentukan kualitas performa dan ketahanan. Untuk melakukan penelitian serta memroduksi sesuatu yang berkualitas tentu saja memerlukan dana yang sesuai dengan hasil akhir produknya.

Menurut saya, setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri untuk meraup keuntungan. Lihat saja produk-produk handphone murah yang menjamur di tanah air. Strategi perusahaan mereka ialah mengeluarkan produk murah untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan kualitas produk yang sekecil-kecilnya untuk menekan biaya penelitian serta biaya produksi (modal kecil). Jelas saja untuk mengeluarkan suatu produk yang berkualitas membutuhkan dana yang besar dan hasil akhir produknya juga akan sebanding dengan pengeluarannya.

Dalam dunia industri motor, kita bisa membandingkan antara Bajaj dan KTM, antara Pulsar 200 NS dan Duke 200. Mana yang lebih murah? Mana yang lebih berkualitas? Dari sini kita bisa melihat bahwa strategi Bajaj lebih mengutamakan harga jual yang lebih murah sedangkan KTM lebih mengutamakan kualitas. Jelas saja kualitas itu mahal harganya. Jadi jangan bilang kalau harga itu tidak menentukan kualitas suatu produk.

Saya rasa strategi Bajaj yang lebih mementingkan faktor murah ketimbang pencitraan kualitas ekslusif brand ini boleh dikata masuk akal karena pasar menengah ke bawah di tempat asalnya lebih besar ketimbang menengah ke atas. Beda halnya dengan KTM yang lebih memfokuskan pada pencitraan brand dengan kualitas ekslusif dengan target pasar menengah ke atas di tempat asalnya. Dalam jangka panjang ketika perekonomian mulai naik, daya beli masyarakat mulai meningkat, faktor brand dan kualitaslah yang akan lebih diutamakan.

Berbicara soal brand dan kualitas, salah satu faktor yang bisa dijadikan tolak ukur dalam hal ini ialah kejuaraan motor paling bergengsi di dunia. Apa lagi kalau bukan MotoGP?

Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki sudah pernah menginjakkan kakinya di kelas bergengsi ini. Semoga saja Bajaj bisa masuk di tahun-tahun yang akan datang. Jangan dulu berharap juara, masuk dulu. Bukan bermaksud menyinggung tapi itulah fakta yang sebenarnya. Siapa tahu pihak Bajaj nantinya akan memperhatikan hal ini.

Keputusan terakhir ada di tangan kita masing-masing sebagai konsumen. Pikirkan masak-masak, cari informasi sebanyak mungkin sebelum menentukan pilihan. Apapun keputusan anda sesuai kondisi sekarang ini, itulah yang terbaik bagi anda. Kenali diri anda, hormati orang lain. Di atas langit masih ada langit!
===============
Ada tambahan info dari ototrend http://ototrend.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1271:guide-dynotest-bajaj-pulsar-220cc-vs-new-scorpio-z&catid=79:guides&Itemid=422

Hasil tes dyno p220 dan NSZ:
Dari hasil tes di atas malah tenaga pio yang lebih besar dari p220. Hal ini saya pikir lebih masuk akal mengingat konstruksi p220 67 x 62,4 mm dan pio 70 x 58 mm.